Tuesday, May 09, 2006

Playboy Indonesia bagi gua sebenernya ibarat bisul yg pecah, permasalahan sebenenernya udah ada lama sebelum playboy indonesia itu muncul sebenernya. yg jadi pertanyaan seharusnya adalah, benarkah masyarakat resah karena hal2 berbau pornografi dan pornoaksi ?

Coba kita flashback ke tahun 80an, dimana di dunia perfilm-an nasional terdapat seorang aktris indonesia yg dijuluki sbg bomseks, yaitu eva arnaz, lengkap dgn bulu ketiaknya yg lebat (khas eva arnaz banget hehehe), atau aktris2 laennya seperti yenny rachman, yati octavia, atau seseorang bernama callebout (lupa persisnya), mereka2 juga dijuluki bomseks pada waktu itu kalo gak salah. tapi apakah ada tegoran atau keresahan pada masyarakat indonesia yg mayoritas islam pada waktu itu ? berlanjut ke tahun 90an dimana film nasional indonesia mengalami masa suram, dan digantikan dgn film2 bertema seks yg dibintangi antara lain oleh inneke koesherawati, sally marcelina, windy chindyana, febby lawrence, kiki fatmala dan masih banyak lagi. film2 ini menjamur, tampil dgn judul dan kover seronok, serta adegan2 seks (yg meski kena sensor) tapi tetap berani. adakah protes dari masyarakat ketika itu ? atau mungkin kondisi ini dianggap wajar mengingat dari barat pun memang saat itu film2 bertema seks sedang marak ? tahun 1995 jelas yg paling mencengangkan, dimana ayu azhari bermain dlm film buatan amerika join dgn indonesia, berjudul without mercy, disitu dia beradegan panas dgn aktor bule frank zagarino. dia berdalih menggunakan body suit di dalam bathtub, kenyataan belakangan mengatakan tidak.

Tahun 90an pun bisa ditandai dgn munculnya majalah dewasa seperti popular dan matra di awal tahun 90an. kasus2 berikutnya, jangan dilupakan seperti sophia latjuba yg pernah tampil nyaris telanjang di kover salah satu edisi popular tahun 1999, sarah azhari mengikuti hal yg sama di majalah matra, antara tahun 99 atau 2000, sampai sarah azhari ketika itu dipanggil polisi akibat dari penampilannya, menyusul ketika film nasional mulai bangkit di awa tahun 2000an, film2 seperti ada apa dengan cinta & jelangkung, ternyata menyisipkan adegan ciuman yg dianggap berani, dan puncaknya film buruan cium gue jadi bermasalah karena judulnya dianggap mengajak perzinahan (kata aa gym). tapi seperti masih belum cukup, karena timbul lagi kasus dimana anjasmara tampil dlm pose2 telanjang bersama model isabel yahya, dlm pameran bertemakan adam dan hawa, di sebuah pameran di bank indonesia, ini di tahun 2005 kalo ga salah. dan gua gak inget persisnya, tiba2 aja kalo ga salah sejak taon 2004 mulai muncul di indonesia majalah2 dewasa luar negeri seperti FHM, cosmopolitan, maxim ... dan tabloid2 esek2 murahan tapi super vulgar pun memenuhi pinggir2 jalan, terutama terminal bis, dan terakhir awal 2006 pun playboy ikutan muncul. pornografi yg paling parah, jelas beredarnya vcd/dvd porno dan dijual secara bebas. sampai skarang.

Dari sekian banyak kasus yg ada, tiba2 indonesia dikejutkan dgn tampilnya seorang gadis asal solo, seorang model, yg tampil nude di playboy edisi spanyol, tahun 2005 lalu. dia sendiri bermukim di singapura, bernama tiara lestari, dan foto2nya sendiri beredar di internet, jadi kasusnya baru terangkat berbarengan dgn awal2 isu akan munculnya playboy indonesia. tiara lestari bagi gua lebih smart, apa yg bisa dilakukan orang2 indonesia? sementara dia sendiri tinggal di singapura, dan penampilannya pun dilakukan di majalah luar negeri. dia aman, meski dapat kecaman. tapi ga sedikit pujian pun dilayangkan kepada dia. berbeda dgn kasus anjas-isabel, bagi gua dua orang ini ga beda dgn makhluk bodoh yg mencari sensasi tanpa makna.

Dan skarang setelah kita lihat semua yg ada, wajar gak kalo playboy indonesia hadir ditengah2 masyarakat ? playboy hadir, bagi gua lebih merupakan perwujudan keinginan masyarakat. kalo memang masyarakat menolak segala sesuatu berbau seks, tentunya kasus2 diatas ga bakalan ada. tentunya MUI, para dai, masyarakat beragama lainnya dan masyarakat umum tentunya akan bertindak tegas thd segala sesuatu yg merupakan ancaman dan meresahkan masyarakat. pemerintah gua yakin akan mendukung penuh. tapi kenyataannya sama skali berbeda. masyarakat yg katanya 80persen beragama islam ini, ternyata banyak yg menikmati suguhan seks di depan mereka, dan pemerintah pun bertindak lambat dan tanpa ada kepastian. ini aneh. tapi lebih aneh lagi kalo orang2 ternyata ribut2 khawatir dgn keberadaan playboy di indonesia ... ini baru yg dinamakan munafik.