ROLAND GARROS Juan Carlos Ferrero telah belajar banyak dari kekalahannya di Prancis Terbuka dalam empat tahun terakhir ini. Ia tahu betul lapangan Roland Garros seharusnya jadi miliknya, dan tahun ini ia betul-betul menikmatinya. Ia tak perlu kehilangan banyak keringat untuk mengalahkan kuda hitam Belanda, Martin Verkerk, di final dengan 6-1, 6-3, 6-2, Minggu (8/6) WIB. Kemenangan penting sudah diraih petenis berusia 23 tahun ini saat menundukkan pesaing dari negerinya, Albert Costa, di semifinal dengan 6-3, 7-6(5), 6-4. Costa-lah yang memupus impiannya di final tahun lalu. Sedang di dua Prancis Terbuka sebelumnya, Gustavo Kuerten yang menghalangi langkahnya. Dalam persiapannya tahun ini, ia telah membuktikan bahwa dirinya adalah petenis terbaik tanah liat di dunia. Sebelum menuju ke Roland Garros petenis yang dijuluki the mosquito karena badannya yang ceking ini juara di Monte Carlo dan Valencia. Gelar Prancis Terbuka ini tak hanya berarti buat dirinya, tapi juga buat Spanyol karena kejayaannya diperpanjang oleh Ferrero. Dirinya memang sudah diunggulkan menjadi juara sejak para unggulan atas berguguran di perempatfinal. Dalam catatan ke final, Verkerk memang di luar dugaan. Namun, menghadapi Ferrero yang nomor tiga dunia ini, tak ada yang berani bertaruh untuk Verkerk. Apalagi, dalam sekali saja perjumpaan keduanya, dimenangkan oleh Ferrero.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home